• Dalam rangka menyambut hari Ulang Tahun DKI Jakarta ke-492, lebih dari 300 petugas PPSU kelurahan Jatinegara dan kecamatan Pulogadung dikerahkan dalam kerja bakti di Makam Pangeran Jayakarta, Masjid Assaalsfiyah pada hari Rabu
  • Warga senior Jakarta Timur pasti mengingat Butet sebagai salah satu bioskop independen yang tersisa, dan masih menggunakan rol film 35 milimeter konvensional.
  • "Dari dulu kami sekeluarga tak mau buang sampah di sungai. Kami tahu nanti itu bikin kotor dan banjir," ujar Nanang, yang juga ketua RT011 RW008 Kelurahan Jatinegara di Jakarta.
  • Awalnya, Jatinegara merupakan hutan belukar yang banyak ditumbuhi pohon jati. Di tempat inilah Pangeran Jayakarta melarikan diri dari kota Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 setelah dikalahkan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen.
  • Bagi Singapura, taman adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga.
  • Warga perumahan Jatinegara Indah dan apartemen East Park selenggarakan pemilihan ketua Rukun Warga (RW) untuk periode 2017-2020 di Balai Pertemuan Warga pada hari Sabtu, 23 Desember 2017.

Selasa, 13 Februari 2024

Jumat, 16 Juni 2023

Zakat bagi Warga Sekitar Perumahan Jatinegara Indah Sambut Idul Qurban 2023



JATINEGARA INDAH- Dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Qurban 2023, Masjid Al Ikhlas di perumahan Jatinegara Indah mengadakan kegiatan pembagian zakat kepada warga kurang mampu di sekitar lingkungan tersebut. Jadwal pembagian zakat telah ditetapkan oleh panitia masjid dan diumumkan kepada masyarakat sekitar. Acara ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan.

Pembagian zakat akan dilakukan pada Sabtu, 17 Juni 2023, dengan jadwal yang telah ditentukan. Pada pukul 07.30 WIB, akan dimulai pembagian zakat kepada mustahik Rw 05. Kemudian, pada pukul 07.50 WIB, mustahik Rw 14 akan menerima zakat. Pada pukul 08.10 WIB, giliran mustahik Rw 12 untuk menerima zakat.

Selanjutnya, pada pukul 09.20 WIB, warga kurang mampu di Rw 09 (RT.01 hingga RT.08) akan mendapatkan zakat. Setelah itu, pada pukul 09.50 WIB, zakat akan dibagikan kepada warga yang tinggal di pinggir kali (Kangkungan). Terakhir, pada pukul 10.00 WIB, zakat akan diberikan kepada binaan pengajian Al Ikhlas.

Dalam pengambilan zakat, panitia meminta warga yang berhak menerima zakat untuk membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK) sebagai syarat administrasi. Panitia juga mengingatkan warga agar menemui Pak RT di masjid untuk mengambil zakat.



Pembagian zakat ini memiliki makna yang sangat penting dalam Islam. Zakat merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap umat Muslim yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat sendiri memiliki tujuan sosial dan keagamaan yang berdampak positif bagi masyarakat. Melalui pembagian zakat ini, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial antara warga yang mampu dan kurang mampu serta memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.

Selain itu, kegiatan pembagian zakat ini juga bertujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antarwarga di perumahan Jatinegara Indah. Dengan saling membantu dan berbagi rezeki, diharapkan tercipta lingkungan yang harmonis dan penuh kebersamaan.

Masjid Al Ikhlas berharap bahwa melalui kegiatan ini, warga yang menerima zakat dapat merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan pada Hari Raya Idul Qurban. Selain itu, semoga pembagian zakat ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk berbagi dan peduli terhadap sesama yang membutuhkan di sekitar mereka. Diharapkan, semangat saling berbagi dalam menyambut Hari Raya Idul Qurban ini akan terus berlanjut dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Pembagian zakat ini juga menjadi wujud nyata dari peran serta masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan di lingkungan Jatinegara Indah. Masjid Al Ikhlas tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai lembaga yang peduli dan berperan aktif dalam membantu masyarakat sekitar. Keterlibatan panitia masjid dan kerjasama dengan pak RT merupakan contoh nyata dari upaya bersama untuk mewujudkan kesejahteraan sosial.

Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan pembagian zakat ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Zakat sebagai salah satu instrumen dari sistem ekonomi Islam memiliki potensi yang besar dalam mengatasi masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Dengan mengumpulkan dan membagikan zakat dengan tepat sasaran, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia masjid, pak RT, dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembagian zakat ini. Semoga usaha dan kebaikan yang telah dilakukan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan menjadi berkah bagi semua pihak yang terlibat.

Dengan semangat saling berbagi dan peduli terhadap sesama, diharapkan masyarakat di sekitar perumahan Jatinegara Indah dapat terus merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan. Semoga Hari Raya Idul Qurban tahun ini menjadi momen yang penuh berkat dan mempererat ikatan kebersamaan dalam bingkai kehidupan yang lebih adil dan harmonis. Selamat Hari Raya Idul Qurban 2023!

Sabtu, 18 Februari 2023

Konversi Lahan Pertanian untuk Perumahan di Jatinegara Indah dan Dampak Lingkungannya


 

Perkembangan perumahan di Jakarta Timur, seperti di Perumahan Jatinegara Indah, telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Konversi lahan pertanian menjadi lahan perumahan mengakibatkan hilangnya resapan air, polusi air tanah, dan hilangnya habitat alami, seperti hutan dan lahan basah. Dampak yang lebih jelas terlihat adalah meningkatnya laporan penemuan binatang seperti ular, biawak, dan lainnya di dalam perumahan, yang menunjukkan hilangnya habitat mereka.


Salah satu dampak terbesar dari konversi lahan pertanian di sekitar Perumahan Jatinegara Indah adalah hilangnya resapan air. Pada lahan pertanian, tanah dan tanaman mampu menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir. Namun, dengan konversi lahan tersebut menjadi perumahan, tanah dan tanaman diganti dengan beton dan aspal yang tidak bisa menyerap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya genangan air yang dapat meningkatkan risiko banjir di musim hujan.

Selain itu, konversi lahan juga mengakibatkan polusi air tanah. Konstruksi bangunan, saluran pembuangan, dan kebiasaan penghuni perumahan dalam membuang limbah cair dapat mencemari air tanah di sekitar perumahan. Hal ini dapat memengaruhi kualitas air tanah dan memengaruhi kesehatan masyarakat.

Untuk mengatasi dampak lingkungan akibat konversi lahan pertanian di sekitar Perumahan Jatinegara Indah, diperlukan upaya yang terintegrasi antara pemerintah, pengembang perumahan, dan masyarakat setempat. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan lahan resapan air, membuat kanal drainase yang efektif, dan menjaga kualitas air tanah dengan membuat program pengolahan limbah cair. Selain itu, penghuni perumahan juga perlu mengubah perilaku mereka dalam membuang sampah dan limbah cair dengan memisahkan jenis limbah dan membuangnya sesuai dengan aturan yang berlaku.

Selain itu, penghuni perumahan juga dapat melakukan upaya kecil, seperti menanam tanaman di halaman rumah mereka, memelihara lingkungan sekitar, dan melakukan aksi bersih-bersih lingkungan secara rutin. Hal ini dapat membantu menjaga lingkungan sekitar dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulannya, konversi lahan pertanian di sekitar Perumahan Jatinegara Indah memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Upaya untuk mengurangi dampak tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan lahan resapan air, membuat kanal drainase yang efektif, menjaga kualitas air tanah, mengubah perilaku penghuni perumahan, dan melakukan aksi kecil dalam menjaga lingkungan sekitar. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan lingkungan sekitar Perumahan Jatinegara Indah dapat menjadi lebih baik dan kualitas hidup masyarakat juga meningkat.

Pentingnya Pemberdayaan Ekonomi Warga Komunitas Perumahan di Jakarta



Pemberdayaan ekonomi warga komunitas perumahan di Jakarta Timur sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam konteks ini, pemerintah dan lembaga sosial harus memberikan perhatian pada peran warga dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan ekonomi warga di sekitar perumahan mereka.

Pemberdayaan ekonomi warga komunitas perumahan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat mengenai cara memulai bisnis kecil, seperti membuka warung, jasa laundry, atau menjual produk olahan makanan. Selain itu, pemerintah atau lembaga sosial juga bisa membantu memberikan akses modal bagi warga untuk memulai usaha mereka. Program seperti ini dapat meningkatkan kreativitas dan produktivitas warga, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di sekitar perumahan.

Contoh kasus yang dapat diambil adalah program “Kampung Ekonomi Cilangkap” yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Jakarta Timur. Program ini memberikan pelatihan dan bimbingan kepada warga Cilangkap untuk memulai usaha kecil di lingkungan sekitar. Salah satu peserta program ini, yakni Ibu Ratna, memulai bisnis martabak mini di depan rumahnya setelah mengikuti pelatihan. Hasilnya, Ibu Ratna dapat meningkatkan penghasilannya dan kualitas hidup keluarganya.

Selain memberikan pelatihan, pemerintah atau lembaga sosial juga dapat membantu memasarkan produk warga komunitas perumahan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat program pemasaran dan promosi bersama, seperti bazar atau festival kuliner. Dengan program ini, produk warga dapat dikenal oleh masyarakat luas dan meningkatkan peluang pemasaran mereka.

Pemberdayaan ekonomi warga komunitas perumahan di Jakarta Timur sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan memberikan pendidikan dan pelatihan, serta akses modal dan pemasaran, diharapkan warga komunitas perumahan dapat mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Program pemberdayaan ekonomi seperti ini juga dapat memperkuat solidaritas dan kerjasama antarwarga di lingkungan perumahan, sehingga menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan sejahtera.

10 Etika Tinggal di Komplek Perumahan Jakarta




Berikut ini adalah 10 Etika Tinggal di Komplek Perumahan di Jakarta menurut hasil yang dikumpulkan oleh kecerdasan buatan. 
  1. Menghormati privasi tetangga. Etika ini berarti kita harus menghargai ruang pribadi tetangga dan tidak melakukan aktivitas yang mengganggu privasi mereka. Hal ini termasuk tidak melihat ke dalam rumah tetangga tanpa izin, menghindari membicarakan hal-hal pribadi tetangga di depan umum, dan tidak memasuki area pribadi tanpa izin. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga tidak menghargai privasi tetangga lain dengan sering memperhatikan kegiatan tetangga dari jendela mereka atau bahkan merekam video atau mengambil foto dari tetangga tanpa izin. Hal ini dapat memicu masalah dan merusak hubungan baik antar tetangga.
  2. Tidak membuat kebisingan yang mengganggu tetangga. Etika ini berarti kita harus memperhatikan kebisingan yang dibuat oleh kegiatan kita, baik di dalam rumah atau di luar rumah. Kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kenyamanan dan ketenangan tetangga lainnya. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga mengadakan pesta atau karaoke hingga larut malam dengan suara yang sangat keras. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan tetangga lain yang ingin istirahat di malam hari.
  3. Tidak merusak fasilitas umum dan milik tetangga. Etika ini berarti kita harus menjaga dan merawat fasilitas umum dan milik tetangga agar tetap berfungsi dengan baik. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga merusak fasilitas umum seperti jalanan, trotoar, atau area hijau. Hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan merepotkan tetangga lain yang ingin menggunakan fasilitas tersebut.
  4. Tidak memarkir kendaraan di halaman tetangga. Etika ini berarti kita harus memperhatikan ruang parkir yang telah disediakan oleh pengembang perumahan dan tidak memarkir kendaraan di halaman tetangga tanpa izin. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga memarkir kendaraannya di halaman tetangga yang mengakibatkan tetangga lain kesulitan untuk masuk atau keluar dari rumahnya.
  5. Tidak merokok di tempat yang mengganggu tetangga yang tidak merokok. Etika ini berarti kita harus memperhatikan lingkungan sekitar dan tidak merokok di tempat yang dapat mengganggu kenyamanan tetangga yang tidak merokok. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga merokok di dalam atau di dekat pintu rumah yang membuat asap masuk ke dalam rumah tetangga lain. Hal ini dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan tetangga yang tidak merokok.
  6. Tidak mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan perumahan. Etika ini berarti kita harus menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan perumahan dengan cara tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan tetangga lain. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga membuat kegaduhan atau tindakan yang mengganggu ketertiban dan keamanan di lingkungan perumahan.
  7. Menjaga anak-anak agar tidak mengganggu tetangga atau merusak fasilitas umum. Etika ini berarti kita harus memperhatikan kegiatan anak-anak dan mengawasi mereka agar tidak mengganggu tetangga atau merusak fasilitas umum. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika anak-anak bermain bola di jalan atau merusak fasilitas umum seperti taman atau jalanan. Hal ini dapat merusak fasilitas umum dan mengganggu kenyamanan tetangga lain.
  8. Menjalin hubungan yang baik dengan tetangga dan membantu jika diperlukan. Etika ini berarti kita harus menjalin hubungan yang baik dengan tetangga dan membantu jika diperlukan. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga mengalami kesulitan seperti kecelakaan atau masalah kesehatan, maka tetangga lain harus siap membantu dengan memberikan pertolongan atau menghubungi pihak yang berwenang.

  9. Menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. Etika ini berarti kita harus menjaga kebersihan lingkungan perumahan dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuat lingkungan menjadi kotor dan tidak sehat. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga membuang sampah sembarangan atau membiarkan rumahnya menjadi kotor dan tidak terawat. Hal ini dapat menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
  10. Menghargai kebiasaan hidup tetangga yang berbeda. Setiap tetangga memiliki kebiasaan hidup yang berbeda, seperti memelihara binatang peliharaan atau memiliki hobi yang menyebabkan kebisingan. Etika ini berarti kita harus menghormati kebiasaan hidup tetangga yang berbeda dengan cara tidak menghakimi mereka dan tetap menjaga toleransi. Contoh kasus di perumahan di Jakarta adalah ketika tetangga merasa terganggu dengan hewan peliharaan atau kebisingan yang disebabkan oleh hobinya. Namun, sebaliknya, tetangga yang memiliki kebiasaan tersebut juga harus memperhatikan tetangga lain dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meminimalkan dampak dari kebiasaan tersebut.

Kilas Sejarah Perumahan Jatinegara Indah


 

Perumahan Jatinegara Indah adalah sebuah kawasan perumahan yang terletak di Jakarta Timur. Berikut adalah sejarah singkat Perumahan Jatinegara Indah:

Pada tahun 1970-an, wilayah Jatinegara masih berupa lahan kosong yang belum terlalu padat penduduknya. Pada saat itu, Pemerintah Daerah DKI Jakarta berencana untuk membangun sebuah kawasan perumahan yang bernama "Jatinegara Indah". Pada awalnya, perumahan ini dibangun untuk menjadi perumahan mewah yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke atas.

Pembangunan Perumahan Jatinegara Indah dimulai pada tahun 1978 oleh PT Jatinegara Indah Realty, sebuah perusahaan pengembang properti yang didirikan oleh beberapa pengusaha. Perusahaan ini membeli lahan seluas 100 hektar dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan mulai membangun rumah-rumah dengan desain yang modern dan luas.

Selama pembangunan, PT Jatinegara Indah Realty memperhatikan kualitas dan keamanan perumahan. Mereka membangun taman, lapangan olahraga, dan sarana lainnya untuk kenyamanan penghuni. Selain itu, perusahaan ini juga menyediakan keamanan 24 jam dengan menggunakan sistem pagar dan penjagaan yang ketat.

Pada tahun 1980-an, Perumahan Jatinegara Indah sudah mulai ditinggali oleh masyarakat. Kawasan perumahan ini menjadi populer karena lokasinya yang strategis dan fasilitas yang lengkap. Harga rumah di perumahan ini juga cukup terjangkau bagi masyarakat kelas menengah ke atas.

Hingga saat ini, Perumahan Jatinegara Indah masih menjadi salah satu kawasan perumahan yang diminati di Jakarta Timur.

Artikel ini dihasilkan oleh mesin kecerdasan buatan ChatGPT


Kamis, 12 Januari 2023

Anak Kobra di Jatinegara



Warga Perumahan Jatinegara Indah di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), digemparkan oleh kemunculan seekor ular di ruang tamu rumah mereka. Warga itu pun meminta bantuan pemadam kebakaran (damkar) mengevakuasi ular tersebut.

Untunglah, satu unit quick respons damkar yang stand by di gerbang masuk perumahan segera menindaklanjuti laporan. Satu unit quick respons dengan 3 personel mendatangi rumah warga yang melapor.


Petugas yang tiba di rumah warga lalu mencari keberadaan ular tersebut. Ular sudah tidak ditemukan di ruang tamu.


"Dilihat di ruang tamu, tapi ular ditemukan di kitchen set di dapur," tuturnya.

"Kita dapat info, warga melihat ada kobra. Khawatir akan keberadaan ular tersebut pelapor datang ke pos Damkar Jatinegara Indah," kata Kasiops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Gatot Sulaeman, Kamis (12/1/2023).


Petugas damkar menerima laporan tersebut pada pukul 10.30 WIB. Ular tersebut muncul di rumah warga di perumahan Jatinegara Indah.


Dia mengatakan petugas tak menemukan induk ataupun sarang ular kobra tersebut. Setelah ditangkap, ular itu dibawa ke kantor sektor Damkar Cakung.


"Hanya mendapatkan anak ular kobra. Tapi tetap berbahaya karena ular berbisa. Insyaallah tidak ada induk atau sarangnya," ucapnya.


Warga yang melapor berterima kasih kepada damkar setelah ular berbisa itu ditangkap.

Sabtu, 30 Juli 2022

Kisah Si Pitung, Robin Hood-nya Jakarta




Wikipedia telah merangkumkan dengan baik tokoh bersejarah bagi warga asli Jakarta, si Pitung. Dia adalah seorang bandit abad ke-19 di Batavia, Hindia Belanda. 

Si Pitung lahir pada tahun 1866 di kampung Pengumben, sebuah permukiman kumuh di Rawabelong. Putra keempat pasangan Bang Piung dan Mbak Pinah ini bernama asli Salihoen. Menurut riwayat lisan, julukan "Si Pitung" berasal dari frasa Jawa"pituan pitulung" yang berarti "tujuh sekawan tolong-menolong". Semasa kanak-kanak, Salihoen berguru di pesantren Hadji Naipin, tempat ia diajari mengaji, dilatih pencak silat.

Pada dasarnya ada tiga versi kisah Si Pitung yang beredar di tengah masyarakat, yakni versi Indonesia, Belanda, dan Cina. Masing-masing versi menyoroti pribadi Si Pitung dengan penilaian tersendiri. Si Pitung disanjung sebagai pahlawan dalam versi Indonesia, tetapi dikecam sebagai penjahat dalam versi Belanda.

Dikabarkan dia mengawali karier kriminalnya pada tahun 1892 dengan merampok Hadji Sapiudin, seorang tuan tanah kaya yang tinggal di timur laut Batavia atau dikenal sebagai kampung Marunda. 

Sejumlah orang mengatakan bahwa Pitung hanya mencuri dari orang-orang yang bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda.

Ia akhirnya ditangkap dalam sebuah sergapan dan dibunuh oleh petugas polisi A.W.V. Hinne dan beberapa asistennya. Cerita rakyat yang kemudian berkembang menjulukinya sebagai Robin Hood  Indonesia, karena mencuri dari orang kaya dan menyumbangkannya ke orang miskin. 

Hikayat Si Pitung dituturkan masyarakat Indonesia hingga saat ini, sehingga menjadi bagian dari legenda serta warisan budaya Betawi pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Hikayat Si Pitung kadang-kadang dituturkan dalam bentuk rancak (sejenis balada), syair, atau cerita Lenong. Dalam versi Koesasi (1992), Si Pitung dicitrakan sebagai tokoh Betawi yang merakyat, seorang muslim yang saleh, dan suri teladan bagi penegakan keadilan sosial.

Menurut versi van Till (1996) Si Pitung adalah seorang penjahat. Kisahnya berawal ketika Si Pitung menjual kambing di pasar Tanah Abang yang kemudian dicuri oleh para pencuri (Rais, Jiih, dan Jampang) “centeng” (Si Gomar menurut versi Film Si Pitung tahun 1970) tuan tanah. Si Pitung pulang dengan tangan hampa, namun si Pitung hanya tersenyum dan menjawab bahwa dia telah dirampok. Ayah Pitung yang marah kemudian menyuruh Pitung pergi mencari uang tersebut dan akhirnya dapat menemukannya kembali. Namun, para pencuri alias "centeng" tersebut mengajak Pitung untuk bergabung sebagai perampok dan menjadi ketua mereka. Pada awalnya Pitung menolak, tetapi akhirnya Pitung bergabung dengan mereka. Legenda yang dikisahkan dalam film Si Pitung, Pitung dan kawanannya menggunakan cara yang “pintar” dengan menyamar sebagai pegawai Pemerintah Belanda (Di Versi Film Si Pitung, Pitung disebut sebagai "Demang Mester Cornelis"-Wilayah Mester Cornelis saat ini disebut sebagai Jatinegara, merupakan bagian dari Kota Jakarta Timur–dan Dji-ih sebagai “Opas”). Kemudian, mereka melakukan penipuan dengan memberikan surat kepada Haji Saipudin agar Haji Saipudin menyimpan uang di tempat Demang Mester Cornelis. Pitung menyatakan bahwa uang tersebut dalam pengawasan pencurian. Haji Saipudin setuju kemudian Pitung dan kelompoknya membawa lari uang tersebut.

Akibat dari hal ini, si Pitung dan kawanannya menjadi buronan “kompenie”. Hal ini menarik perhatian komisaris polisi yang bernama Van Heyne (Schout Van Heyne, Van Heijna, Scothena, atau Tuan Sekotena). Secara resmi, menurut Van Till (1996), nama petugas polisi tersebut bernama A.W. Van Hinne yang pernah bertugas di Batavia dari tahun 1888 - 1912. Menurut catatan kepolisian Belanda, Van Hinne memulai karier sebagai pegawai klerikal Pemerintah Belanda, kemudian menjadi Deputi Kehutanan, dan Polisi di beragam tempat di Indonesia. Van Hinne menderita sakit yang serius sesudah dikembalikan ke Eropa untuk penyembuhan. Pada akhir tahun 1880, Van Hinne menjadi seorang Perwira Polisi di Batavia (Stambock van Burgerlijke Ambtenaren in Nederlandsch-Indie en Gouvernements Marine, ARA (Aigemeen Rijksarchief), Den Haag, register T.f. 274). Van Hinne segera memburu Si Pitung dengan membabi buta. Akhirnya dia dapat menangkap Pitung, tetapi kemudian Si Pitung berhasil melarikan diri dari tahanan ka-Demangan Meester Cornelis. Van Till (1996) menyatakan bahwa Si Pitung mampu bebas dengan kekuatan sihir, tetapi menurut versi Film Si Pitung (1970), Si Pitung lepas dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.

Kemudian, Hinne menekan Haji Naipin (Guru Si Pitung) untuk membuka rahasia kesaktian si Pitung. Akhirnya, diketahui kesaktian tersebut berupa “jimat”, sehingga Hinne dapat menangkap Si Pitung secara lebih cepat. Versi lainya menyatakan bahwa Pitung dikhianati oleh temannya sendiri (kecuali Dji-ih) walaupun versi ini diragukan kebenarannya. Tetapi menurut versi film Si Pitung Banteng Betawi (1971), ia dikhianati oleh Somad yang memberitahukan kelemahan Pitung untuk mengambil “jimatnya”. Kisah lainnya menyatakan bahwa Pitung telah diambil “Jimat Keris”-nya sehingga kesaktiannya menjadi lemah. Versi lainnya mengatakan bahwa kesaktian Pitung hilang setelah dipotong rambut, dan juga versi lain mengatakan bahwa kesaktiannya hilang karena seseorang melemparkan telur. Akhirnya Pitung meninggal karena luka tembak Hinne (Berdasarkan versi Film Si Pitung, Pitung mati tertembak karena peluru emas). Sesudah Si Pitung meninggal, makamnya dijaga oleh tentara karena percaya bahwa Si Pitung akan bangkit dari kubur.

Berdasarkan penelusuran van Till (1996) berdasarkan Hindia Olanda 22-11-1892 (Koran Terbitan Malaya. Pada tahun 1892 Si Pitung dikenal pada sebagai “Wan Bitoeng”, “Pitang", kemudian menjadi “Si Pitoeng” (Hindia Olanda 28-6-1892:3; 26-8-1892:2). Laporan pertama dari surat kabar ini menunjukkan bahwa schout Tanah Abang mencari rumah “Wan Bitoeng” di Sukabumi. Dari hasil penemuannya ditemukan Jas Hitam, Seragam Polisi dan Topi, serta beberapa perlengkapan lainnya yang digunakan untuk mencuri kampung (Hindia Olanda, 28-6-1892:2). Sebulan kemudian polisi menggeledah rumahnya kembali dan ditemukan uang sebesar 125 gulden. Hal ini diduga uang curian dari Nyonya De C dan Haji Saipudin seorang Bugis dari Marunda (Hindia Olanda 10-8-1892:2;2; 26-8-1892:2). Kemudian Si Pitung menggunakan senjata untuk mencuri pada tanggal 30 Juli 1892, ketika itu Si Pitung dan lima kawanannya (Abdoelrachman, Moedjeran, Merais, Dji-ih, dan Gering) menerobos rumah Haji Saipudin dengan mengancam bahwa Haji Saipudin akan ditembak.

Pada tahun 1892, Pitung dan kawanannya ditangkap oleh polisi sesudah Kepala Kampung Kebayoran yang menerima 50 ringgit (Hindia Olanda 26-8-1892:2) memberi nasihat untuk menangkap Si Pitung. Setelah ditangkap, kurang dari setahun kemudian, pada musim semi 1893, Pitung dan Dji-ih merencanakan kabur dengan cara yang misterius dari tahanan Meester Cornelis. Sebuah investigasi kemudian dilakukan oleh Asisten Residen sendiri, tetapi tidak berhasil. Karena kejadian tersebut, Kepala Penjara dicurigai melepaskan si Pitung dan Dji-ih. Akhirnya seorang Petugas Penjara mengakui bahwa dia meminjamkan sebuah belincong (sejenis linggis pencungkil) kepada Si Pitung, yang kemudian digunakan untuk membongkar atap dan mendaki dinding (Hindia Olanda, 25-4-1893:3; Lokomotief 25-4 1893:2). Akibatnya, Si Pitung lepas lagi.

Berdasarkan rumor, Pitung pernah menampakkan diri kepada seorang wanita di sebuah perahu dengan nama Prasman. Detektif mencoba mencari di kapal tersebut (Hindia Olanda, 12-5-1893:3), tetapi hasilnya Pitung tidak dapat ditemukan. Karena sulitnya menemukan dan menangkap si Pitung, harga untuk penangkapan Pitung menjadi meningkat sebesar 400 Gulden. Pemerintah Belanda pada saat itu ingin menembak mati Pitung di tempat, tetapi sebagian pejabat mengatakan, jika Pitung ditembak justru akan menumbuhkan semangat patriotik, sehingga niat ini diurungkan oleh kepolisian Batavia untuk menembak ditempat walaupun pada akhirnya hal ini dilakukan juga.

Sebagai tindakan balas dendam, Pitung melakukan pencurian dengan kekerasan termasuk dengan menggunakan sejata api. Akhirnya Pitung dan Dji-ih membunuh seorang polisi intel yang bernama Djeram Latip (Hindia Olanda 23-9-1893:2). Dia juga mencuri dari wanita pribumi, Mie, termasuk pakaian laki-laki serta pistol revolver dengan pelurunya. Pernyataan ini didukung oleh Nyonya De C, seorang pedagang wanita di Kali Besar yang menyatakan bahwa Pitung mencuri sarung yang bernilai ratusan Gulden dari perahunya (Hindia Olanda 22-11-1892:2).

Dji-ih ditangkap kembali di kampung halamannya ketika sedang menderita sakit. Pada saat itu Dji-ih pulang ke kampung halamannya untuk memperoleh pengobatan. Kemudian dia pindah ke rumah orang tua yang dikenal. Kepala kampung pada saat itu (Djoeragan) melaporkannya ke Demang kemudian memerintahkan tentara untuk menangkap Dji-ih dirumahnya. Karena dia terlalu sakit, dia tidak berdaya untuk melawan, walaupun pada saat itu pistol dalam jangkauannya (Hindia Olanda 19-8-1893:2). Dia menyerah tanpa perlawanan. Untuk menutupi hal ini kemudian Pemerintah Belanda melansir di Java-Bode (15-8-1893:2) bahwa Dji-ih kabur ke Singapura. Informan yang bertanggungjawab melaporkan Dji-ih kemudian ditembak mati oleh Pitung di suatu tempat yang tak jauh dari Batavia beberapa minggu kemudian.

“'Itoe djoeragan koetika ketemoe Si Pitoeng betoelan di tempat sepi troes, Si djoeragan menjikip pada Si Pitoeng dan dari tjipetnja Si Pitoeng troes ambil pestolnja dari pinjang, lantas tembak si djoeragan itoe menjadi mati itoe tempat djoega.' (Hindia Olanda 1-9-1893:2.)

Beberapa bulan kemudian, di bulan Oktober, Kepala Polisi Hinne mempelajari dari informan bahwa Pitung terlihat di Kampung Bambu, kampung di antara Tanjung Priok dan Meester Cornelis. Kemudian dalam perjalanannya Hinne diberi laporan bahwa Pitung telah pindah ke arah pekuburan di Tanah Abang (Hindia Olanda 18-10-1893). Kemudian, Hinne menembaknya dalan penyergapan itu. Pitung ditembak di tangan, kemudian Pitung membalasnya. Kemudian Hinne menembak kedua kalinya, tetapi meleset, dan peluru ketiga mengenai dada dan membuatnya terjerembap di tanah. Sehari sesudah kematiannya, hari Senin, jenazah dibawa ke pemakaman Kampung Baru pada jam 5 sore.

Setelah Hinne menangkap Pitung, setahun kemudian dia dipromosikan menjadi Kepala Polisi Distrik Tanah Abang untuk mengawasi seluruh Metropolitan Batavia-Weltevreden. Setelah kejadian tersebut Pemerintah Hindia Belanda melakukan pencegahan agar "Pitung-Pitung" yang lain tidak terjadi lagi di Batavia. Bahkan karena ketakutannya makam Si Pitung setelah kematiannya, dijaga oleh Pemerintah Belanda agar tidak diziarahi oleh masyarakat pada waktu itu.

Menurut Hindia Olanda (18-10-1893:2), sebelum ditangkap Pitung dalam keadaan rambut terpotong, beberapa jam sebelum kematiannya pada hari Sabtu. Seperti yang diceritrakan oleh legenda bahwa kesaktian Si Pitung hilang akibat jimat-nya diambil orang (Versi Film Si Pitung Banteng Betawi), tetapi yang menarik, versi lain menyatakan, bahwa Si Pitung dapat di-"lemahkan" jika dipotong rambut-nya. Berdasarkan koran Hidia Olanda dikatakan bahwa sebelum kematiannya Si Pitung telah dipotong rambutnya. Sesudah kematian Si Pitung, makamnya dikawal oleh tentara, karena beberapa masyarakat percaya dia akan bangkit dari kematian. Hal ini tersirat dari Rancak Si Pitung dalam Van Till (1996):

Si Pitung sudah mati dibilangin sama sanak sudaranya
Digotong di Kerekot Penjaringan kuburannya

Saya tau orang rumah sakit nyang bilangin
Aer keras ucusnya dikeringin
Waktu dikubur pulisi pade iringin
Jago nama Pitung kuburannya digadangin

Yang gadangin kuburannya Pitung dari sore ampe pagi
Kalo belon aplusan kaga ada nyang boleh pegi
Sebab yang gadangin waktu itu sampe pagi
Kabarnya jago Pitung dalam kuburan idup lagi

Yang gali orang rante mengaku paye
Belencong pacul itu waktu suda sedie

Lantaran digali Tuan Besar kurang percaye
Dilongok dikeker bangkenye masi die

Memang waktu itu bangke Pitung diliat uda nyata
Dicitak di kantor, koran kantor berita
Ancur rumuk tulang iganya, bekas kena senjata
Nama Pitung suda mati Tuan Hena ke Tomang bikin pesta

Pesta itu waktu kelewat ramenya
Segala permaenan kaga larangannya
Tuju ari tuju malem pesta permisiannya
Sengaja bikin pesta mau tangkep kawan-kawannya

Nama Pitung mau ditangkep kawan-kawannya

Konon setelah kematiannya jasad Si Pitung dimakamkan di daerah Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dekat kantor Telkom. Ada yang mengatakan makam Si Pitung di daerah Tapos, Depok. Ada yang mengatakan juga jasad Si Pitung dimakamkan di hutan Jatijajar, Depok.