"Pertama, untuk memontiroing keberadaan si sopir. Kedua, mengantisipasi truk itu beroperasi atau tidak. Dan yang ketiga, supir itu harus bekerja sesuasi dengan tupoksi dan ranah tanggung jawabnya," ujar Bondan Diah Ekowati, Kepala Sudin Kebersihan Jakarta Utara, Selasa (12/5).
Diakui Bondan, sekitar 50 sopir truk sampah sudah mengikuti pelatihan dan mengantongi smartphone android. "Jadi nanti sopir-sopir ini tidak bisa bohong, bilangnya ke Bantar Gebang, tapi buangnya ke Sunter. Ini alat kontrol keberadaan mereka, truknya jalan atau tidak," kata Bondan.
Dari sekitar 178 sopir yang diikutsertakan dalam program Smart City, kata Bondan, sebanyak 50 diantaranya sudah menggunakan smartphone. Hal tersebut lantaran tak semua sopir bisa membeli smartphone sebagai penunjang aplikasi tersebut. Maka dari itu, pemberlakuan kebijakan ini dilakukan secara bertahap.
Apabila sang sopir kedapatan melanggar, tegas Bondan, pihaknya akan memberikan sanksi berat. "Kalau kedapatan, sanksinya pecat," tegas Bondan.
Sumber:beritajakarta.com
0 komentar:
Posting Komentar