Beberapa waktu lalu penghuni Apartemen Kalibata dikejutkan dengan penangkapan satu orang tersangka dan beberapa perempuan muda yang menjadi korban prostitusi. Bisnis esek-esek tersebut ternyata bukan hal baru, namun penghuni apartemen mengaku resah.
Menurut Ami, salah seorang penghuni apartemen Kalibata , Minggu (26/4/2015), tak hanya satu atau dua tower saja yang menjadi lokasi bisnis tersebut. Hampir di semua tower sudah menjadi tempat bagi mereka untuk menjajakan bisnis prostitusi terselubung tersebut.
"Yang seperti itu (prostitusi) bukan hal baru, sudah lama seperti ini. Bahkan praktiknya nggak cuma di satu dua tower aja, tapi hampir di semua tower mungkin ada," jelasnya.
Ami yang telah tinggal di Apartemen Kalibata sejak 2011, akhir-akhir ini sering menemukan pemandangan yang menjemukan mata. Terkadang dia melihat beberapa perempuan muda berpakaian minim membawa masuk teman pria yang terlihat lebih tua dari mereka. Hal tersebut terjadi berulang kali.
"Kadang kita sering lihat perempuan muda memakai baju yang minim, terus sayang-sayangan sama laki-laki. Tapi cowoknya sudah tua, terus dimasukkan ke dalam kamar. Hal seperti itu sering terjadi dan menurut saya ini merupakan salah satu indikasi adanya (praktik prostitusi)," kata Ami.
Beberapa kali penghuni apartemen yang peduli dengan pengelolaan keamanan lingkungan apartemen melaporkan kejadian tersebut kepada pengelola. Namun hingga saat ini mereka tak kunjung mendapatkan feedback yang positif.
"Kita ingin ada langkah tegas dari pengelola ya, untuk mengatasi hal seperti ini. Karena kita yang menjadi penghuni lama pun sudah semakin resah dengan banyaknya kejadian di sini. Kita sudah pernah lapor, sering malahan. Tapi nggak direspon, ini yang kami sayangkan ya," kata dia
Ami berharap, penangkapan tersangka berikut korban bisnis prostitusi beberapa waktu lalu dapat membuka mata publik bahwa hal semacam itu banyak terjadi di lingkungan apartemen.
"Yang kemarin kami harap menjadi semacam trigger bagi pihak kepolisian untuk menginvestigasi lagi bisnis prostitusi yang sudah menjamur kemana-mana. Kalau mau diselidiki lebih dalam lagi, di sini banyak, jadi tolong diinvestigasi lagi supaya penghuni yang tinggal disini terjamin keamanannya," ujarnyanya.
Menurut Ami, salah seorang penghuni apartemen Kalibata , Minggu (26/4/2015), tak hanya satu atau dua tower saja yang menjadi lokasi bisnis tersebut. Hampir di semua tower sudah menjadi tempat bagi mereka untuk menjajakan bisnis prostitusi terselubung tersebut.
"Yang seperti itu (prostitusi) bukan hal baru, sudah lama seperti ini. Bahkan praktiknya nggak cuma di satu dua tower aja, tapi hampir di semua tower mungkin ada," jelasnya.
Ami yang telah tinggal di Apartemen Kalibata sejak 2011, akhir-akhir ini sering menemukan pemandangan yang menjemukan mata. Terkadang dia melihat beberapa perempuan muda berpakaian minim membawa masuk teman pria yang terlihat lebih tua dari mereka. Hal tersebut terjadi berulang kali.
"Kadang kita sering lihat perempuan muda memakai baju yang minim, terus sayang-sayangan sama laki-laki. Tapi cowoknya sudah tua, terus dimasukkan ke dalam kamar. Hal seperti itu sering terjadi dan menurut saya ini merupakan salah satu indikasi adanya (praktik prostitusi)," kata Ami.
Beberapa kali penghuni apartemen yang peduli dengan pengelolaan keamanan lingkungan apartemen melaporkan kejadian tersebut kepada pengelola. Namun hingga saat ini mereka tak kunjung mendapatkan feedback yang positif.
"Kita ingin ada langkah tegas dari pengelola ya, untuk mengatasi hal seperti ini. Karena kita yang menjadi penghuni lama pun sudah semakin resah dengan banyaknya kejadian di sini. Kita sudah pernah lapor, sering malahan. Tapi nggak direspon, ini yang kami sayangkan ya," kata dia
Ami berharap, penangkapan tersangka berikut korban bisnis prostitusi beberapa waktu lalu dapat membuka mata publik bahwa hal semacam itu banyak terjadi di lingkungan apartemen.
"Yang kemarin kami harap menjadi semacam trigger bagi pihak kepolisian untuk menginvestigasi lagi bisnis prostitusi yang sudah menjamur kemana-mana. Kalau mau diselidiki lebih dalam lagi, di sini banyak, jadi tolong diinvestigasi lagi supaya penghuni yang tinggal disini terjamin keamanannya," ujarnyanya.
Sementara itu, pengelola Apartemen Kalibata City sudah
memprediksi adanya prostitusi di lingkungan hunian di Jakarta Selatan
itu. Meskipun demikian, mereka mengalami kesulitan mengontrol hunian
yang luas tersebut.
"Praktik prostitusi gitu sulit buat kita untuk buat menghambat itu," kata General Manager (GM) Apartemen Kalibata City Evans Wallad Jakarta, Minggu (26/4/2015).
Pihaknya mengungkapkan sudah melakukan pengelolaan sesuai prosedur. Salah satunya laporan penghuni yang menempati apartemen. "Mereka harus meninggalkan dokumen dan identitas diri. Termasuk KK (kartu keluarga) dan lainnya," ucap Evans.
Namun, tak sedikit dari penghuni yang tidak melapor soal tempat tinggal mereka. Kebanyakan para peghuni tersebut rombongan. "Misal dia sewa banyak tapi yang lapor cuma satu," kata Evans.
Selain itu, penyewa dari pemilik pribadi juga tak banyak yang melapor ke pihak pengelola. Sebab mereka tidak membuat surat keterangan domisili. "Kebanyakan yang melapor untuk membuat surat keterangan domisili. Nanti kita antarkan ke kelurahan," sebut Evans.
Kendati demikian, Evans mengungkapkan akan lebih memerhatikan lagi soal identitas dari penghuni di Apartemen Kalibata City. Sehingga nantinya tidak lagi ada praktik prostitusi di kdi lingkungan apartemen itu.
"Praktik prostitusi gitu sulit buat kita untuk buat menghambat itu," kata General Manager (GM) Apartemen Kalibata City Evans Wallad Jakarta, Minggu (26/4/2015).
Pihaknya mengungkapkan sudah melakukan pengelolaan sesuai prosedur. Salah satunya laporan penghuni yang menempati apartemen. "Mereka harus meninggalkan dokumen dan identitas diri. Termasuk KK (kartu keluarga) dan lainnya," ucap Evans.
Namun, tak sedikit dari penghuni yang tidak melapor soal tempat tinggal mereka. Kebanyakan para peghuni tersebut rombongan. "Misal dia sewa banyak tapi yang lapor cuma satu," kata Evans.
Selain itu, penyewa dari pemilik pribadi juga tak banyak yang melapor ke pihak pengelola. Sebab mereka tidak membuat surat keterangan domisili. "Kebanyakan yang melapor untuk membuat surat keterangan domisili. Nanti kita antarkan ke kelurahan," sebut Evans.
Kendati demikian, Evans mengungkapkan akan lebih memerhatikan lagi soal identitas dari penghuni di Apartemen Kalibata City. Sehingga nantinya tidak lagi ada praktik prostitusi di kdi lingkungan apartemen itu.
Sumber: detik.com, kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar