Rabu, 29 Juli 2020

Belajar Urban Farming dari Warga Duren Sawit

Petugas pemerintah pemkot Jakarta Timur melakukan pendampingan melakukan pertanian melalui konsep urban farming (pertanian kota) kepada warga RT 002/RW 014 Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. (Foto : Pemkot Jakarta Timur)
Warga RT 002/RW 014 Kelurahan Duren Sawit, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur punya cara sendiri mengisi waktu untuk tetap produktivitas dalam melewati masa sulit pandemi Corona (Covid-19) dengan memajukan sektor pertanian melalui konsep urban farming (pertanian kota).

Sejak Juni lalu, warga memulai menggarap lahan tidur seluas 1.000 meter persegi dan menyulapnya menjadi hijau. Selain menanami lahan, warga juga menggunakan lahan untuk membudidayakan ikan. 

Sayur mayur seperti terong, bayam, kangkung, labu, selada dan pakcoy berderet rapi. Di sampingnya, berember-ember lele dipelihara di taman RT002. 

Ketua RT 002/RW 014 Kelurahan Duren Sawit, Mustara Musa, mengatakan, konsep urban farming ini bisa membantu warga di bidang ketahanan dan kemandirian pangan, terlebih saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

"Ini berdasarkan semangat kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah untuk terus mewujudkan masyarakat agar tetap produktif," katanya kepada tim Sudin Kominfotik Jakarta Timur di lokasi, Senin (29/6/2020) seperti dikutip dari halaman resmi Pemerintah Kota Jakarta Timur. 

Ia melanjutkan, keberadaan taman hijau ini telah dirasakan bahkan menuai dukungan seluruh warganya. Selain mendekatkan diri sendiri dengan alam, urban farming juga dapat merekatkan hubungan sosial yang telah diterapkan dalam lingkungan bertetangga.

Tak hanya itu, urban farming dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat kota.

Sementara itu, Lurah Duren Sawit, Irwan Ilyas, menyambut baik akan keberadaan taman hijau yang menjadi ruang terbuka hijau yang produktif, sebagai salah satu cara alternatif pemenuhan kelangsungan pangan masyarakat.

Ia menilai, keterbatasan lahan akan di wilayah perkotaan bukan berarti kegiatan bercocok tanam melalui metode urban farming pun terhenti.

"Kita, pemerintah kelurahan Duren Sawit akan terus mendukung. Ke depan kita akan terus mendorong kreativitas masyarakat dengan semangat berkolaborasi menuju maju kotanya bahagia warganya," pungkas Irwan. 

Memang, tren urban farming mengalami peningkatan signifikan selama pemkot DKI menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Jadi begini itu terbukti banget selama PSBB, permintaan benih meningkat sekali," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni seperti dikutip oleh Media Indonesia.

Selama tiga bulan belakangan ini atau saat masa PSBB di mana banyak orang Work From Home (WFH), terjadi peningkatan urban framing untuk kebutuhan warga sehari-hari.

Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Dinas KPKP DKI Mujiati mengatakan bahwa walaupun belum terdata seberapa besar penambahan lokasi urban farming yang terjadi selama masa PSBB, pihaknya sudah mencatat sedikitnya ada sekitar 900 titik urban farming di Jakarta.

"Kalau orangnya ribuan, jadi jumlah pastinya karena kita hanya melihat titiknya, titiknya ada 600 Gang Hijau. Satu gangnya mungkin rata-rata 10 orang berarti sudah 6 ribu orang. Kemudian karang taruna itu ada 300 lokasi dengan satu lokasi kalau kita hitung 5 orang itu berarti 1.500 orang. Kemudian PKK dan di RPTRA," ungkap Murjiati.

Urban farming atau pertanian kota adalah konsep bertani dengan memaksimalkan lahan sempit di wilayah perkotaan yang dapat dilakukan di mana saja, seperti di atap rumah, dinding, pagar, halaman rumah, halaman sekolah, serta atap masjid.

"Wilayah rata-rata banyak itu timur, selatan, barat karena memang secara lokasi lebih luas. Contohnya kayak sawah malah di utara. Di Jakbar itu di atas masjid, Tebet juga," jelas Murjiati.

Urban farming memiliki banyak sekali manfaat yang sangat positif, yaitu membuat kondisi lingkungan menjadi lebih hijau dan asri, serta dapat juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan sayur-mayur. Selain itu, aktivitas urban farming juga memilki nilai edukatif bagi anak-anak dan generasi muda untuk memperkenalkan kecintaan pada lingkungan. 

0 komentar:

Posting Komentar