Rabu, 10 Mei 2017

Mengenal Lebih Dekat: Pulo Gadung dan Asal Muasalnya

Kecamatan Pulo Gadung dibentuk tahun 1956. Saat itu luasnya 38 kilometer per segi dengan penduduk 40.000 jiwa. Pulo Gadung terdiri atas 15 kelurahan, antara lain: Malaka, Jatinegara, Kampung Sumur dan Duren Sawit.

Dulunya, Pulo Gadung dikenal sebagai kawasan yang menghasilkan perabot rumah tangga, seperti rantang, dandang, alat jemuran, kursi, lemari pakaian, hingga kuda-kudaan mainan.

Konon, nama Pulo Gadung berasal dari penyebutan oleh rakyat setempat. Namun, tidak diketahui kapan dimulai penyebutannya. Pulo adalah kawasan yang dibatasi oleh aliran sungai, sedangkan gadung adalah nama umbi-umbian yang daunnya merambat ke atas, tapi umbi tersebut tidak dapat dimakan karena memabukkan. Gadung memang bukan ubi. Semua jenis ubi, seperti ubi merah, ubi putih, ubi gendola dan ubi ganyong yang seratnya banyak itu, dapat dimakan.

Wajah Pulo Gadung berubah drastis sejak tahun 1970-an berkat kehadiran pusat industri JIEP dan juga terminal bus besar. Puluhan ribu penumpang pergi dan kembali setiap lebaran untuk mudik melalui terminal Pulo Gadung. Beberapa kelurahan yang pernah termasuk kecamatan Pulo Gadung, kini menjadi kecamatan tersendiri, misalnya Jatinegara.

Disarikan dari: Saidi, Ridwan, Orang Betawi dan Modernisasi Jakarta, LSIP, 1994

0 komentar:

Posting Komentar