Kamis, 23 April 2015

Polisi Panggil EO Pesta Bikini SMA, Disdik DKI Larang Siswa Ikuti Pesta

Pihak kepolisian melarang keras acara pesta bikini 'Splash After Class' untuk merayakan selesainya UN di Jakarta. Pihak kepolisian turun untuk mengecek acara tersebut dan akan memanggil ‎Divine Production selaku event organizer.

"Kami akan cek, ‎dan akan kita panggil penyelenggaranya," ujar Pjs. Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Wijanarko saat dihubungi wartawan, Kamis (23/4/2015).

Sebelumnya, Budi juga mengungkapkan, pihak kepolisian tidak akan memberikan izin bagi EO untuk menggelar acara tersebut. Akan sangat disayangkan jika pelajar SMA merayakan berakhirnya UN dengan berpesta bikini seperti itu.

"Mau jadi apa kalau kelulusan UN pakai acara begitu," imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo. Meski sudah menerima surat permohonan penyelenggaraan event tersebut, polisi tidak akan memberikan izin acara tersebut terselenggara.

"Suratnya sudah masuk, tetapi apabila dress code-nya bikini tidak akan kita keluarkan izin," tegas Hendro.

Undangan pesta bikini tersebut tersebar melalui YouTube. Dalam tayangan video tersebut, Divine Production mengajak anak-anak SMA untuk datang ke Hotel Media and Towers di area pool lantai 6, Jl Gunung Sahari Raya No 3, pada Sabtu (25/4) malam nanti.
'Splash after Class', pesta bikini summer dress bagi pelajar SMA di Bekasi dan Jakarta menyebar di YouTube dan jejaring sosial. Dalam undangannya yang tercantum di YouTube dan sejumlah situs, acara digelar pada 25 April 2015.

Di undangan , acara itu digelar di kolam renang di hotel di kawasan Jakarta Pusat. Di undangan itu tertulis 'no weapon, no drugs, no fear' dengan kostum bikini summer dress.

Di undangan itu disebutkan juga ada sejumlah SMA yang mendukung acara itu. SMA itu tersebar di Jakarta dan Bekasi. Belum jelas apakah SMA itu hanya dicatut atau benar-benar berpartisipasi.

Sementara itu, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI akan mengeluarkan surat edaran ke seluruh sekolah di ibu kota yang isinya melarang siswa untuk mengikuti acara tersebut.

"Saya sudah cek, sekolah-sekolah atau Disdik tidak tahu dan tidak mensupport acara tersebut "
"Saya sudah cek, sekolah-sekolah atau Disdik tidak tahu dan tidak mensupport acara tersebut," kata Arie Budhiman, Kepala Disdik DKI, Kamis (23/4).

Pihaknya juga akan mengeluarkan surat edaran ke sekolah-sekolah untuk melarang anak didiknya mengikuti acara pesta yang mengharuskan siswa mengenakan bikini.

"Saya akan membuat surat edaran untuk melarang kegiatan sejenis pasca UN," tuturnya.
Arie juga menegaskan, acara pesta bikini tersebut bukan gagasan dari pihak sekolah, melainkan acara yang murni diselenggarakan ‎Event Organizer (EO). Acara tersebut sendiri rencananya akan diadakan di kolam renang sebuah hotel di Jakarta Pusat pada 25 April 2015.

"Penyelenggara acaranya dari pihak EO dan murni inisiatif mereka. Kita akan jatuhkan sanksi‎ ke pihak hotel apabila memberikan tempat dan tetap gelar (acara) tersebut," ancamnya.

Beredarnya undangan pesta bikini yang menyebut salah satu pendukung acaranya adalah SMA 24 Jakarta, dibantah keras pihak sekolah. Sekolah yang berada di kawasan Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, itu mengaku tidak tahu-menahu acara tersebut. Bahkan, pihak sekolah merasa nama sekolah itu dicatut oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA 24 Jakarta, Erni Surwati mengatakan, saat ini pihaknya langsung melakukan rapat dengan para wali kelas untuk menindaklanjuti hal tersebut. Menurutnya, seluruh sekolah yang namanya tercatat di surat undangan saat ini juga sudah dipanggil Dinas Pendidikan DKI untuk memberikan penjelasan.

"Pihak sekolah sama sekali tidak tahu menahu soal nama yang tercatat di undangan acara tersebut. Kelihatannya ada yang memanfaatkan dan mencatut nama sekolah kita," ujarnya, Kamis (23/4).

Sementara itu, Sekretaris Kota Jakarta Pusat, Bayu Megantara mengaku, saat ini pihaknya langsung bersurat ke sejumlah sekolah yang ada di Jakarta Pusat. Hal ini ini untuk mengantisipasi siswa yang merayakan kelulusan Ujian Nasional (UN) datang ke pesta tersebut.

"Melalui kasudin pendidikan kita sampaikan ke masing sekolah, terutama di SMA 24 Gelora, karena di undangan pestanya sekolahnya tercatat," ujarnya.

Dikatakannya, hal tersebut sangat bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat. Apalagi adanya kegiatan tersebut tidak sesuai dengan revolusi mental yang saat ini sedang digalakkan.

"Kita juga minta kepada adik yang lulus SMA. Mereka akan masuk babak baru arah penentuan kehidupan, akan masuk juga ke universitas. Makanya kita imbau mereka tidak ikut-ikutan," katanya.

Pesta bikini ini dilakukan dengan tujuan merayakan kelulusan UN. Demikian yang diunggah dalam pernyataan di YouTube sang panitia. Tapi sayangnya lagi, video YouTube sudah dihapus pemilik akun. Sama sekali tak ada jejak.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang sudah melihat tayangan video itu menyayangkan pesta itu. KPAI juga meminta sekolah melakukan pencegahan, UN bukan dirayakan dengan pesta-pesta tetapi harus dengan hal yang positif.

"Orangtua juga harus melakukan pencegahan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian," tegas Ketua KPAI Asrorun Niam.

0 komentar:

Posting Komentar